Friday, December 11, 2015

Pakar Sains dan Komunikasi Dunia Kunjungi BMKG



WARTA KOTA, DEPOK - Sejumlah pakar sains dan komunikasi tingkat dunia dari beberapa lembaga diantaranya Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI), Association of Academies and Societies of Sciences in Asia (AASSA) serta Korean Academy of Science and Technology (KAST) melakukan kunjungan ke Kantor Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di Jakarta pada Kamis (10/12).

Kunjungan ini juga didukung oleh Inter Academy Partnership (IAP) setelah sebelumnya mereka mengadakan lokakarya bertajuk SHER (Science, Health, Environment, and Risk) Communication: Role of S and T Communication in Disaster Management and Community Preparedness di Jakarta.

Kepala BMKG Andi Eka Sakya yang juga menjadi nara sumber pada loka karya tersebut menuturkan kunjungan para pakar sains dan komunikasi tingkat dunia ke BMKG ini sangat penting terutama dalam menerima masukan dari mereka agar BMKG lebih baik lagi dalam mengkomunikasikan iklim dan cuaca ke masyarakat.

Menurutnya fungsi komunikasi sangat penting dalam mengurangi risiko bencana akibat iklim dan cuaca.

"Komunikasi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi semakin penting untuk dipahami dan dipraktikkan oleh berbagai kalangan" kata Andi, Jumat (11/12).

Menurutnya komunikasi sains menjadi hal utama dalam mengantisipasi kerugian akibat bencana alam.

"Komunikasi sains ini amat krusial dalam hal bencana baik bencana alam, maupun perbuatan manusia. Komunikasi sains sangat berarti pada sebelum, saat, dan setelah bencana terjadi," kata Andi.

Saat kunjungan ke kantor BMKG, menurut Andi, para pakar sain dan komunikasi peserta loka karya diajak melihat sistem peringatan dini cuaca, iklim, gempa bumi dan tsunami yang ada di BMKG.

Mereka juga diterangkan bagaimana BMKG melakukan pengamatan, pengelolaan data dan informasi, serta penyebaran peringatan dini dan informasi cuaca, iklim, gempa bumi dan tsunami.

"Dalam hal ini BMKG berperan dalam bidang komunikasi terhadap Informasi Cuaca dan Iklim dengan cara cepat dan mudah dipahami," kata Andi.

Para pakar atau peserta lokakarya yang mengunjungi BMKF tersebut berasal dari 16 negara, di antaranya China, Jepang, Korea, Sri Lanka, India, Rusia, Australia, dan Amerika Serikat.

"Kita juga berharap masukan positif dari pakar atas kunjungan mereka ini," kata Andi.(bum)


Sumber : 



0 comments: