Thursday, November 26, 2015

BMKG SIAP JADIKAN INDONESIA POROS MARITIM DUNIA



RMOL. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) siap menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Salah satu upaya itu dengan menjadi tuan rumah lokakarya perencanaan pelaksanaan Years of the Maritime Continent (YMC) 2017-2019 di Jakarta, mulai Selasa (24/11) hingga Kamis (26/11).

YMC merupakan kerja sama riset internasional untuk mempelajari interaksi laut dan atmosfer di benua maritim. Salah satu hasil positifnya adalah bisa memperbaiki prakiraan cuaca dan iklim di area tersebut yang akan mempengaruhi prakiraan cuaca di dunia.

Kepala BMKG, Adi Eka Sakya melalui keterangan persnya menjelaskan, kegiatan workshop yang kedua kali ini merupakan kelanjutan dari kegiatan sebelumnya yang dilaksanakan di Singapura.

"Kali ini yang akan dibahas yaitu mengenai implementation plan berupa pengajuan proposal riset setiap peserta, dan kerjasama antar internasional dan nasional," paparnya.

Adi juga menyebutkan bahwa YMC juga sejalan dengan keinginan pemerintah menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Ia berharap melalui kegiatan ini dapat meningkatkan pemahaman dan prakiraan terhadap perubahan cuaca serta iklim di benua maritim sekaligus untuk mengetahui dampak perubahan secara global.

Pada kegiatan inisiatif multilateral ini akan menggunakan peralatan observasi yang dimiliki Indonesia dan institusi dari negara-negara mitra konsorsium YMC.

Tambah Adi, sejauh ini tercatat 11 negara termasuk Australia, Cina, Jepang, Jerman, Filipina, Singapura, Amerika, Inggris, Perancis, Taiwan, dan Indonesia akan berpartisipasi dengan melibatkan puluhan lembaga penelitian dan universitas.

Workshop ini diikuti oleh 27 peserta dari 10 negara yang berasal dari Amerika Serikat, Jepang, Tiongkok, Ukraina, Singapura, Filipina, Australia, Jerman, dan Inggris.

BMKG sendiri mengajak mitra penelitian dalam negeri, seperti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), serta sejumlah universitas seperti ITB, IPB, Unsri, dan Unsoed.

"Indonesia andil dalam Kegiatan YMC dikarenakan meningkat Benua Maritim Indonesia (BMI) merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terletak pada posisi strategis, diapit oleh dua benua (Asia dan Australia) dan dua samudera (Hindia dan Pasifik) serta dilalui oleh garis khatulistiwa," ujarnya.

Posisi tersebut lanjutnya menjadikan BMI sebagai generator cuaca untuk wilayah Belahan Bumi Utara maupun Selatan.

Namun demikian, kompleksnya variasi cuaca yang terjadi di BMI, membuat Global Climate Model (GCM) dan Numerical Weather Prediction (NWP) di wilayah Indonesia dianggap kurang maksimal untuk menggambarkan variabilitas cuaca dan iklim yang ada.

Untuk itulah BMKG mengkoordinasikan peneliti nasional seperti, BPPT, KKP, LAPAN, LIPI, BIG, P3GL, Kemenristek Dikti, Kemenkomar dan Universitas, termasuk peneliti asing dari 14 negara melakukan kajian di wilayah Marine Continent meliputi darat, laut dan udara.[wid]


Sumber : http://www.rmol.co/read/2015/11/25/225802/BMKG-Siap-Jadikan-Indonesia-Poros-Maritim-Dunia | LAPORAN: WIDYA VICTORIA  | RABU, 25 NOVEMBER 2015 , 10:39:00 WIB



0 comments: