Monday, November 30, 2015

BMKG Bersinergi dengan Lembaga Meteorologi Dunia


indopos.co.id – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terus menguatkan pertukaran informasi iklim dan cuaca di antara negara-negara Asia Tenggara. Tujuannya guna mengantisipasi bencana-bencana. Upaya yang saat ini dilakukan adalah bersinergi dengan World Meteorology Organization Integrated Observation System (WIGOS). Wujudnya dengan menggelar acara ”Workshop for Disaster Risk Reduction” di BMKG yang diselenggarakan selama 3 Hari yaitu dari 12 hingga 14 Oktober 2015.

”Wokrshop ini bertujuan untuk membangun kesamaan pemahaman tentang kebutuhan data dan pengamatan, di Asia Tenggara untuk mendukung upaya pengurangan resiko bencana dihadiri oleh negara anggota WMO antara lain: Australia, Bangladesh, China, Hong Kong, Indonesia, Malaysia, Myanmar, Philippines, Singapore, Thailand,” jelas Kapala BMKG Andi Eka Sakya. Kejasama tersebut menurut Andi akan memperkuat basis data mengenai informasi Meteorologi dan Klimatologi antara negara-negara ASEAN.

”Menyusun rencana awal untuk proyek-proyek bersama yang dapat memfasilitasi upaya peningkatan ketersediaan dan kualitas data untuk kepentingan prakiraan dan peringatan dini, khususnya di kawasan Asia Tenggara. Lebih khusus, kegiatan bersama tersebut difokuskan pada penggunaan data meteorologi penginderaan jauh, seperti radar cuaca dan satelit, untuk mendukung pengurangan risiko bencana,” ujarnya. Pertukaran informasi sendiri sejatinya telah ada. Kendati demikian, kriteria informasi yang dipertukarkan perlu diperbanyak. Upaya menuju pertukaran informasi tersebut memiliki banyak tahapan.

WIGOS ini adalah alat tapi belum bicara pada peraturan yang perlu disepakati bersama. ”Apakah pertukaran data ini bisa disepakati oleh masing-masing negara, kemudian bagaimana kita letakkan data itu agar terbaca oleh semua lapisan masyarakat dan juga oleh kita,” ungkapnya. Lalu, lanjutnya, ada prosedur peraturan bagaimana komitmen terhadap data itu. Ada banyak hal yang perlu disepakati. ”Nah, inilah yang akan kita ketahui dan lewat workshop WIGOS ini akan menjadi pembuka jalan,” tegasnya.

Andi mengharapkan pertukaran informasi cuaca dan iklim di kawasan Asia Tenggara akan lebih intensif. Namun dalam prosesnya, negara-negara di kawasan perlu menyepakati terlebih dahulu mengenai kebijakan-kebijakan pertukaran informasi. ”Targetnya, kerja sama di antara negara-negara Asia Tenggara mengalami perkembangan nyata sebelum Kongres Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) ke-18 pada 2019,” pungkas Andi. (dni)





0 comments: