Tuesday, October 20, 2015

Sekolah Lapang Iklim Perkuat Ketahanan Pangan

BOGOR - Sesuai judulnya, Sekolah Lapang Iklim (SLI) merupakan sebuah kegiatan yang diselenggarakan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang bertujuan untuk menjembatani peningkatan pemahaman mengenai informasi iklim bagi para petugas di lingkungan Dinas Pertainan Daerah, Penyuluh dan petani yang tersebar di seluruh Nusantara.

“Jika disederhanakan, manfaat yang akan dirasakan oleh petugas Dinas Pertanian Daerah, penyuluh dan petani yang mengikuti Sekolah Lapan Iklim adalah untuk memahami dan memanfaatkan informasi iklim secara efektif dalam mendukung pertanian. Dalam perspektif lain, Sekolah Lapang Iklim ini menjadi wahana untuk menyesuaikan produk informasi iklim dengan kebutuhan penggunanya,” kata Andi Eka Sakya Kepala BMKG kepada Okezone.

Sekolah Lapang Iklim ini telah diselenggarakan BMKG sejak tahun 2011 hingga sampai saat ini. Kini 33 provinsi yang mengikuti Sekolah Lapang Iklim telah merasakan manfaat manis dari kegiatan yang di fasilitasi oleh Badan Penyuluh Pertanian dan Prakirawan Iklim dari BMKG tersebut. Rata-rata, produksi panen dapat meningkat 20 hingga 30 persen.

Secara tradisional, kegiatan ekonomi produktif petani dapat dikaitkan dengan lahan tempat melakukan kegiatan, pupuk untuk kesuburan, benih tanaman untuk produksi dan terakhir irigasi untuk kebutuhan pasokan airnya.

Kepastian perubahan dan variasi iklim memastikan petani pada keharusan untuk memahami gejalanya. Untuk itu, Penyuluh pertanian mempunyai peran penting dalam menerjemahkan data tersebut menjadi informasi iklim yang berguna dan bermafaat bagi para petani untuk memutuskan jenis komoditas dan waktu tanamnya.

“Jika dulu secara tradisional bisa berpatokan pada hari dan bulan, sekarang harus berpatokan dengan data, yaitu pola curah hujan di wilayahnya. Data tersebut diperoleh dari pengukuran harian agar diperoleh karakteristik curah hujan di lokasi bersangkutan. Tentu saja, untuk memperoleh gambaran menyeluruh tentang kondisi dan cuaca di lokasi tersebut, tidak hanya curah hujan yang diukur dan dicatat, tetapi juga semua parameter cuaca, seperti radiasi matahari, tekanan, kelembaban, suhu, kecepatan dan arah anginnya,” papar Andi.

Keberhasilan SLI yang dinisiasi oleh BMKG juga telah dilirik oleh Badan Meteorologi Dunia WMO (World Meteorological Organization), sebagai salah satu ikon pelayanan iklim dalam proses adaptasi perubahan iklim.

Karena menurut WMO, SLI atau CFS (Climate Field School) yang dilakukan BMKG sejalan dengan salah satu program WMO, yaitu (Global Framework for Climate Services) jika diartikan adalah Kerangka global Layanan Iklim. Imbasnya, BMKG dipercaya untuk kedua kalinya menjadi tuan rumah penyelenggaraan Training of Trainers Course on Climate Field School for Asia Pacific (TOT CFS).

“Tahun 2015 ini, untuk kedua kalinya BMKG mendapat kepercayaan menyelenggarakan Training of Trainer Course on Climate Field School untuk negara-negara Asia Pasifik yang bertempat di pusat pelatihan regional di Citeko, Bogor,” sebutnya.

Yang mana tujuan dari TOT CFS ini adalah berbagi pengalaman Indonesia tentang praktik Sekolah Lapang Iklim kepada negara-negara di Asia Pasifik, dalam rangka mendukung ketahanan pangan serta meningkatkan produksi pertanian melalui praktik adaptasi terhadap fenomena perubahan iklim di negara masing-masing.

Dalam kegiatan TOT ini, diajarkan tentang teknik dan simulasi cara menerjemahkan istilah-istilah teknis dalam muatan informasi iklim dari ke dalam bahasa sehari-hari yang digunakan di lapangan sehingga mudah dipahami oleh petani.

Peserta program TOT ini terdiri dari 17 orang dari delegasi dari negara-negara Filipina, Myanmar, Thailand, Vanuatu, Vietnam, Timor Leste, dan Indonesia.

Saat ini kegiatan TOT CFS tengah berlangsung, yang mana acara tersebut diselenggarakan selama 4 hari dari tanggal 25 sampai 28 Agustus 2015. TOT CFS dibuka oleh Kepala BMKG, Dr Andi Eka Sakya, M.Eng, dengan narasumber dari dalam dan luar negeri.

Materi yang diberikan di antaranya antara lain meliputi pemahaman tentang informasi iklim, pengenalan peralatan meteorologi sederhana, kalender tanam dan indeks iklim untuk asuransi pertanian. Dalam kegiatan ini juga dilaksanakan kunjungan ke Stasiun Klimatologi Dramaga, Bogor dan ke lokasi SLI di Kabupaten Serang, Banten. (adv)


(fmi)


0 comments: